Selasa, 01 September 2009

Butir PANCASILA

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

* Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
* Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
* Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
* Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
* Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
* Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
* Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing
*

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

* Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
* Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
* Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
* Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
* Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
* Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
* Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
* Berani membela kebenaran dan keadilan.
* Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
* Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

* Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
* Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
* Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
* Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
* Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
* Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
* Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

* Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
* Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
* Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
* Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
* Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
* Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
* Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
* Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
* Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
* Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

* Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
* Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
* Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
* Menghormati hak orang lain.
* Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
* Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
* Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
* Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
* Suka bekerja keras.
* Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
* Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Jumat, 14 Agustus 2009

Profil Geopala

GEOPALA
(Geografi Pecinta Alam)
Berdiri : :
12 Desember 2004 (puncak Welirang) 07.02 WIB
Pendiri : :
Tim 15 (Aruna’02, Di2k’02, Hendra’02, Mi2ng’02, Eko’02, Liza’02, Dayu’02, Nur hayati’02, Yuni’02, Hendrik’03, Anang’03, Atmi’ah’04, Charis’04, Mas’udi’04, Irfan’04)
Visi :
Untuk mencapai ridho Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melestarikan ciptaanNya
Untuk menyalurkan bakat dan minat anggota Geopala khususnya dan mahasiswa Geografi pada umumnya.
Menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya arti cinta lingkungan hudup
Misi :
Megadakan obsesfasi lingkungan dalam rangka meningkatkan civitas akademik dalam bidang lingkungan hidup baik intern maupun ekstern kampus.
Menambah perbendaharaan ilmu Geografi pada umumnya
Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa persatuan antara sesama mahasiswa Geografi FIS UNESA.
Sejarah singkat :
Berawal dari kesamaan hati dan hoby dari segelintir mahasiswa geografi yang mempunyai keinginan untuk tetap eksis pada hoby dan kegiatanya. Mereka merencanakan untuk membuat suatu wadah organisasi untuk menampung hoby dan kegiatan mereka yang sama. Maka mereka mengutarakan uneg2 mereka kepada dosen jurusan geografi (Pak Dar & Pak Sapar). Beliau akhirnya menerima dan mau menjadi Pembina organisasi tersebut.
Setelah berdiskusi dengan kepala jurusan saat itu(Alm. Ardjito) dan oleh beliau disetujui maka terbentuklah GEOPALA (Geografi Pecinta Alam). Setelah terbentuk tidak sedemikian lupa langsung bisa mengadakan kegiatan. Waktu itu terjadi perdebatan tentang dimana letak organisasi ini. Apakah masuk struktur BEM J?atau berdiri sendiri?.
inipun telah banyak yang berubah fungsi menjadi ladang pertanian, hanya luasnya tidak seperti gunung Sundoro ataupun Sumbing, dan hanya beberapa punggungan saja yang merupakan ladang pertanian.
Pendakian pun kami mulai dengan melewati jalur selo. Cuaca mendung setelah hujan deras tadi mengiringi langkah kami. Di perjalanan kami menjumpai fauna khas gunung yaitu lutung. Bahkan di atas langit kami menjumpai elang jawa yang sedang terbang bebas. Sungguh penyambutan yang luar biasa bagi kami. Tak lama berselang kami telah memasuki kawasan hutan taman nasional G Merbabu. Jarak pos 1 dengan pos 2 memang paling panjang, dapat ditempuh sekitar 4 jam. Setelah sampai di pos 1 (Dok Malang) kami beristirahat sejenak. Sambil melihat indahnya puncak merapi yang kelihatan mengeluarkan erupsi tipe merapi. Tak lama tim beristirahat, tim kembali melanjutkan perjalanan ke pos 2. diiringi dengan udara yang mulai terasa dingin dikarenakan udara dingin yang mulai naik serta mulai redupnya penglihatan kami karena malam mulai menyelimuti tim. Akhirnya tim putuskan ngecamp karena salah satu teman tim ada yang sudah tidak kuat.
Paginya kami lanjutkan perjalanan menuju ke Batu Tulis (Pos 3), dimana Batu Tulis adalah inmemoriam dari teman RAFAPALA Surabaya dengan nama Heri Susanto yang meninggal pada tanggal 23 februari 1997. kemudian tim menuju Sabana 2 daerah jemblongan dengan tanjakan kira-kira 45 derajat. Daerah jemblongan sendiri adalah padang sabana yang sangat luas dan indah pemandanganya untuk dinikmat dibawah gunung kukusan. Setelah beristirahat sejenak tim melanjutkan perjalanan menuju puncak merbabu yang sudah terlihat. Tepat pada pukul 12.00 tim sudah sampai di puncak.
Di puncak ini dapat dilihat beberapa jajaran gunung di jawa tengah seperti G. Senduro, G.Sumbing, G.lawu, G.Merapi dan G.Slamet. Gunung merbabu relatif masih terjaga dengan baik akan kan kelestarian ini dapat di nikmati anak cucu kita..???? (Kera)

BIAYA EKSPEDISI
Rincian perjalanan :
- Ongkos perjalanan Surabaya (wonokromo) --- 6jam ---Solo (jebres) Rp. 20.000,-
- Stasiun jebres ---20 menit--- Terminal solo Rp. 2.500,-
- Solo ---40 menit--- Surowedanan (Boyolali) Rp. 4.000,-
- Boyolali ---1 jam--- Selo Rp. 7.000,-
- jalan ke pos perijinan --- 2 jam Rp 0,-
- Pos Perijinan --- 8 jam --- Puncak Tiket Pendakian + Asuransi Rp. 5.000,-
Rp. 37.500,-

Ekspedisi Mt. Merbabu (3.142 mdpl)











Nama Puncak : Puncak Merbabu
Type : Strato
Letak : Kabupaten Magelang, Boyolali - Jawa Tengah
Tinggi : 3142 mdpl
Posisi Geografi : 7 º 45’ 35” LU dan 110º 45’ 30” BT
JALUR ALTERNATIF
- Kopeng - Wisata Umbul Songo - Makam Desa - Pos Pending dan Jalur Wekas
PANDANGAN UMUM
Gunung yang mempunyai bentuk yang unik ini digolongkan dalam gunung yang non aktif. Bentuknya yang lancip ini dapat dengan jelas dilihat dalam perjalanan dari Klaten menuju Boyolali atau sebaliknya. Pendakian menuju puncak merbabu ini pun dapat pula menggunakan jalur selo yang juga adalah merupakan jalur pendakian menuju puncak merapi. Selain dari selo pendakian gunung Merbabu ini juga dapat dilakukan dari daerah wisata Kopeng. Banyak pendaki yang memulai pendakian dari Kopeng dan turun menuju ke selo ataupun sebaliknya. Hal itu dilakukan dengan alasan untuk menghilangkan jenuhnya pendakian.
Hanya saja jalur yang terdapat di gunung merbabu ini sangat rawan (banyak percabangan jalan) sehingga pendaki harus berhati-hati dalam menentukan jalur yang dilewatinya. Dan akhir-akhir ini banyak pendaki yang memulai pendakiannya dari jalur wekas. disamping vegetasi yang masih baik mata air gunung merbabu dapat ditemukan bila pendaki menggunakan jalur sebagai jalur pendakiannya. Hutan gunung
Setelah didiskusikan berulang kali maka posisi organisasi ini berdiri sendiri dan dengan pengawasan BEM J.(kalau di indonesia seperti daerah istimewa yang mempunyai ADART sendiri).
Sejarah Perekrutan Anggota :
Tahun 2005 di Pnck G. Penanggungan (15 orang)
Tahun 2006 di G. Bromo (7 orang)
Tahun 2007 di Ranu Pane (11 orang)
Tahun 2008 di Pet Bocor/Tretes (12 orang)

Kegiatan yang pernah dilakukan 2 tahun terakhir :
Mei 2009 (ekspedisi G. Merbabu)
April 2009 (bersih kampus dalam rangka “Hari Bumi” 2009)
Maret 2009 (Reboisasi/penanaman 1000 pohon di Kab. Nganjuk)
Februari 2009 (ekspedisi P. Sempu)
Desember 2008 (nonton bareng dan tumpengan HUT Geopala)
November 2008 (kuliah umum “study geografi tentang rekonstruksi G. Tengger”)
Agustus 2008 (Pendakian bersama G. Argopuro)
Mei 2008 (ekspedisi G. Welirang)
Februari 2008 (ekspedisi G. Arjuno)

Kamis, 13 Agustus 2009

Motto :
Dari Kami Untuk Bumi

Pemimpin Umum :
Ely Iswanto

Wakil Pemimpin Umum :
Irfan

Sekertaris Redaksi :
Mas’udi

Dewan Redaksi :
Kera C. S.Pd
Gondronk C. S.Pd
Cuplis C. S.Pd

Diterbitkan Oleh :
GEOPALA REDAKSI

Alamat Redaksi :
Gedung I-2 Jurusan pendidikan Geografi UNESA

Kalau engkau tak mampu jadi beringin yang tegak di puncak
Jadilah saja belukar, Tetapi belukar yang terbaik, yang tumbuh di tepi danau
Kalau engkau tak sanggup menjadi belukar
Jadilah saja rumput, Tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan raya
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah jalan kecil, Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air
Tidak semua menjadi kapten, Tentu saja ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadi tinggi rendah nilai dirimu
Jadilah saja dirimu, sebaik-baik dirimu sendiri
by.kera

Kamu masih ingatkah kawan saat badai menghadang
Kamu tentunya juga masih ingat kawan saat dingin menusuk tulang
Kala menangis di pangkuan malam
Saat mengusap air mata di depan kawan
kala menemukan jalan untuk kembali pulang
Kamu masih ingatkah kawan saat lapar mengerang
Tidak ada api untuk menghangatkan
Beku tangan ini memegang kayu
Dengan sabar engkau menunggu

By
Gondronk

sejarah geografi

Sejarah Geografi

Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.

Pada Jaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama jaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.

Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar jaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.

Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.

Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas”. Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).

Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.

Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut “kadet angkasa”, menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika – terutama statistika – sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Geografer menggunakan empat pendekatan:

  1. Sistematis – Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global.
  2. Regional – Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
  3. Deskriptif – Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
  4. Analitis – Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1. bumi sebagai tempat tinggal;
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

Pengertian Geografi

Pengertian Geografi

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian geografi.

Definisi 1: Preston e James berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.
Definisi 2: “Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman (1954), dalam bukunya yang berjudul Geography a Spatial Interaction.
Definisi 3: Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.
Definisi 4: Paul Claval (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan’.
Definisi 5: Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

pengertian GEOGRAFI lainnya:
  1. Prof. Bintarto : Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
  2. Claudius Ptolomeus : mempelajari hal, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia dan mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
  3. Erastothenes : geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
  4. Ellsworth Hunthington: memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
  5. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
  6. Menurut Claudius Ptolomaeus, geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi.
  7. John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.
  8. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
  9. Preston E. James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaitan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.
  10. Menurut Ullman (1954), Geografi adalah interaksi antar ruang.
  11. Maurice Le Lannou (1959)mengemukakan bahwa Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi.
  12. Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
  13. Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
  14. UNESCO (1956) mendifinasikan geografi sebagai: 1. satu agen sintesis; 2. satu kajian perhubungan ruang; 3. sains dalam penggunaan tanah

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1. bumi sebagai tempat tinggal;
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4. pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).


sejarah berdirinya GEOPALA

GEOPALA
(Geografi Pecinta Alam)
Berdiri : :
12 Desember 2004 (puncak Welirang) 07.02 WIB
Pendiri : :
Tim 15 (Aruna’02, Di2k’02, Hendra’02, Mi2ng’02, Eko’02, Liza’02, Dayu’02, Nur hayati’02, Yuni’02, Hendrik’03, Anang’03, Atmi’ah’04, Charis’04, Mas’udi’04, Irfan’04)
Visi :
· Untuk mencapai ridho Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melestarikan ciptaanNya
· Untuk menyalurkan bakat dan minat anggota Geopala khususnya dan mahasiswa Geografi pada umumnya.
· Menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya arti cinta lingkungan hudup
Misi :
· Megadakan obsesfasi lingkungan dalam rangka meningkatkan civitas akademik dalam bidang lingkungan hidup baik intern maupun ekstern kampus.
· Menambah perbendaharaan ilmu Geografi pada umumnya
· Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa persatuan antara sesama mahasiswa Geografi FIS UNESA.
Sejarah singkat :
Berawal dari kesamaan hati dan hoby dari segelintir mahasiswa geografi yang mempunyai keinginan untuk tetap eksis pada hoby dan kegiatanya. Mereka merencanakan untuk membuat suatu wadah organisasi untuk menampung hoby dan kegiatan mereka yang sama. Maka mereka mengutarakan uneg2 mereka kepada dosen jurusan geografi (Pak Dar & Pak Sapar). Beliau akhirnya menerima dan mau menjadi Pembina organisasi tersebut.
3
Setelah berdiskusi dengan kepala jurusan saat itu(Alm. Ardjito) dan oleh beliau disetujui maka terbentuklah GEOPALA (Geografi Pecinta Alam). Setelah terbentuk tidak sedemikian lupa langsung bisa mengadakan kegiatan. Waktu itu terjadi perdebatan tentang dimana letak organisasi ini. Apakah masuk struktur BEM J?atau berdiri sendiri?.
inipun telah banyak yang berubah fungsi menjadi ladang pertanian, hanya luasnya tidak seperti gunung Sundoro ataupun Sumbing, dan hanya beberapa punggungan saja yang merupakan ladang pertanian.
Pendakian pun kami mulai dengan melewati jalur selo. Cuaca mendung setelah hujan deras tadi mengiringi langkah kami. Di perjalanan kami menjumpai fauna khas gunung yaitu lutung. Bahkan di atas langit kami menjumpai elang jawa yang sedang terbang bebas. Sungguh penyambutan yang luar biasa bagi kami. Tak lama berselang kami telah memasuki kawasan hutan taman nasional G Merbabu. Jarak pos 1 dengan pos 2 memang paling panjang, dapat ditempuh sekitar 4 jam. Setelah sampai di pos 1 (Dok Malang) kami beristirahat sejenak. Sambil melihat indahnya puncak merapi yang kelihatan mengeluarkan erupsi tipe merapi. Tak lama tim beristirahat, tim kembali melanjutkan perjalanan ke pos 2. diiringi dengan udara yang mulai terasa dingin dikarenakan udara dingin yang mulai naik serta mulai redupnya penglihatan kami karena malam mulai menyelimuti tim. Akhirnya tim putuskan ngecamp karena salah satu teman tim ada yang sudah tidak kuat.
Paginya kami lanjutkan perjalanan menuju ke Batu Tulis (Pos 3), dimana Batu Tulis adalah inmemoriam dari teman RAFAPALA Surabaya dengan nama Heri Susanto yang meninggal pada tanggal 23 februari 1997. kemudian tim menuju Sabana 2 daerah jemblongan dengan tanjakan kira-kira 45 derajat. Daerah jemblongan sendiri adalah padang sabana yang sangat luas dan indah pemandanganya untuk dinikmat dibawah gunung kukusan. Setelah beristirahat sejenak tim melanjutkan perjalanan menuju puncak merbabu yang sudah terlihat. Tepat pada pukul 12.00 tim sudah sampai di puncak.
Di puncak ini dapat dilihat beberapa jajaran gunung di jawa tengah seperti G. Senduro, G.Sumbing, G.lawu, G.Merapi dan G.Slamet. Gunung merbabu relatif masih terjaga dengan baik akan kan kelestarian ini dapat di nikmati anak cucu kita..???? (Kera)

gunung baru

Ditemukan gunung berapi Raksasa di Indonesia ???

Kemunculan gunung api termasuk gunung yang baru ditemukan di perairan barat Sumatra tidak mungkin secara tiba-tiba. Demikian dijelaskan direktur Pusat Penelitian Geologi Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI). Dr. Iskandar Zurkanainmengomentari tentang ditemukan gunung raksasa tersebut.
“Ada proses panjang yang membantu gunung api untuk muncul, tidak mungkin tiba-tiba” katanya jum’at (29/5). Ia mencontohkan pembentukan gununga api krakatau di selat sunda yang membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun setelah sempat meletus tahun 1883.
Iskandar menuturkan pihaknya belum mendapat laporan resmi tentang temuan gabungan pakar geologi indonesia dan sejumlah Negara asing tersebut. Namun penemuan tersebut mengundang sejumlah pertanyaan menurut dia, tanda-tanda keberadaan gunung api di perairan barat sumatera seharusnya terdeteksi oleh satelit sebelumnya. “Seharusnya ada deteksinya kan? Tapi sejauh ini saya belum pernah mendapat informasi tentang keberadaan gunung api di perairan barat Sumatra khususnya di laut bengkulu ini.” Katanya.
Sementara itu, kepala seksi geologi badan klimatologi dan geofisikabengkulu Dadang Permana mengatakan “ di titik lokasi keberadaan gunung berapi btersebut tidak pernah terdeteksi adanya aktifitas vulkanik” pihaknya belum bisa memastikan temuan tsb. Bagi kami ini masih merupakan hipotesa dan BMKG perlu melakukan penelitian lagi karena tidak pernah terdeteksi getaran vulkanik di titik 330 km arah barat kota bengkulu” katanya.
6
Keberadaan gunung api raksasa ini dilaporkan sebagai hasil penelitian gabungan sejumlah lembaga yaitu Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Depatremen Energi Dan Sumber Daya Mineral CGG varitas, seta Institute De Physique Global, Paris. Akankah Indonesia semakin kaya bahan mineral dengan ditemukannya gunung berapi raksasa ini ?, ataukah indonesia akan semakin menderita oleh bencana yang ditimbulkan gunung raksasa ini ????? kita tidak tahu jawabannya, kita hanya bisa menunggu kapan “bom waktu” itu meledak. Semoga Tuhan YME melindungi kita semua.(bengkulu surya.doc)